Novel Sunyi Adalah Minuman Keras Karya Sapardi Djoko Damono 2021

"Ia tiada lain ingatan. Tiada lain ingatan yang tidak pernah berhasil dilemparkannya keluar dari dirinya sebab manusia pada akhirnya adalah ingatan belaka"


 Tanggal 8 Juli kemarin,  ada paket datang.  Sebuah buku yang saya beli secara online lewat marketplace oranye toko official Gramedia. Saya ikut pre order buku Sunyi adalah minuman keras. Dari judulnya, saya kepikiran kalau novel ini akan menceritakan tentang sunyi. Sampul buku ini berwarna mayoritas warna biru,  ada ilustrasi wanita yang mengambang dan dibawahnya ada ilustrasi seperti ranting ranting pohon yang menguncinya.  Selain itu,  ada poin penting yaitu hati seperti 'like'di instagram. Hm,  jadi kepikiran kalau sunyi yang dimaksud adalah sunyi di era media sosial.

Saya tak langsung baca bukunya tanggal 8 itu,  baru saya baca di esok harinya tanggal 9 dan selesai dini hari tanggal 10 ini,  karena harus diselingi dengan kegiatan lain jadi gak bisa selesai dalam sekali duduk. hehehe. 

Buku yang tipis dengan soft cover dan berisi 69 halaman ini mungkin cocok buat sobat yang mau baca novel yang ringan dan bisa habis dalam sekali baca. 

Di dalam buku ini kita diajak mengikutiki kehidupan tokoh Rara, seorang penulis yang eksis di sosial media,  namun dibalik ke eksisan dia di sosial media, dia juga merasakan sunyi, memiliki masalah pribadi seperti manusia biasanya. Masalah dengan Ibunya, rumor tentang dirinya yang masih jomblo serta interaksi dengen pengikutnya dan lain lain. 

Dikisahkan, Rara berteman dengan teman dunia maya yang dikenal dengan Bapak. yang di akhir cerita, Bapak ini meninggal dan makamnya dijenguk oleh Rara. 

Tidak ada tapi, tidak ada walau, tidak ada kalau di kamus Rara.  Menurut saya, Rara ini orangnya teguh pendirian, dan sedikit angkuh. Banyak pertanyaan yang ada di pikirannya. Mungkin Rara adalah orang yang introver.


di halaman 35, ada kalimat yang saya sukai dan saya garis bawahi.

'Dunia, konon, dengan sangat tertib mengurus hidup kita dan akhirnya semua pun berjalan seperti yang dikehendakinya.  Kita hanya boleh ikut saja, menurut saja.'


kalimat tersebut sama halnya dengan kehidupan ini,  semuanya sudah ada yang mengatur. 

"Adakah sesungguhnya kemarin, kini, dan nanti?"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Buku iPusnas] Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra

Memorizing Like And An Elephant

[Buku Ipusnas] Steal Like an Artist Buku Austin Kleon Akhirnya Kebaca Juga!