[Buku iPusnas] Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra
Buku Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra diterbitkan oleh Bentang Pustaka tahun 2015 berisi 84 halaman. Ada 3 bab di buku ini, Bab Puber Pertama, Puber Kedua, Puber Ketiga.
Kesan pas baca buku bab pertama ini aku seperti orang yang kasmaran, ngebayangin kalau aku dipanggil kekasih hahaha, dan menurutku, W.S Rendra beliau orang yang romantis, pilihan kata di bab puber pertama cenderung lugas, pendek, manis, layaknya orang yang lagi kesemsem cinta dan puber.
Kesan pas baca bab kedua, bingung! jujur gak ada manisnya layaknya puber pertama, puber kedua terkesan labil. Mungkin karena puber kedua berisi puisi-puisi yang ditulis pas sudah beranjak dewasa, jadi isi puisi lebih berat dan tidak seperti puber pertama yang apa adanya.
Kesan pas baca bab puber ketiga, W.S. Rendra terlihat lebih bijak dengan puisinya, seorang pria yang romantis. Membaca Sajak Cinta Ditulis pada Usia 57, bagaimana Ia mendeskripsikan cintanya kepada Juwita, rasa sayangnya, sangat manis sekali. Juga beberapa tentang rasa kehilangan dan kerinduan yang sedih huhu.
Dari buku ini juga terselip biografi W.S. Rendra yang tak begitu aku kenal, cuma sering dengar dulu pas pelajaran Bahasa Indonesia. Oh ternyata begitu latar belakangnya, da aku pun tahu! Tak terasa sudah habis aku baca buku puisi ini, aku pikir aku butuh banyak hari untuk selesai ternyata cukup sehari saja. Oh iya di bagian biografi ada beberapa yang perlu di highlight soal popularitas dan penggemar. Saat itu W.S. Rendra dihadapkan dengan orang-orang yang mengaku kenal dengannya padahal hanya membaca puisinya, diapun berkonsultasi dengan Umar Kayam tentang sikap menghadapinya, yaitu "Popularitas itu hampa, hanya karya yang nyata." Dan, penggemar tak perlu dihindari atau didekati, tetapi terimalah dengan keramahan dan kehangatan.
Di akhir bagian buku juga terdapat wawancara dengan W.S Rendra tentang jatuh cinta. Dia mengaku terlambat jatuh cinta, umur 24 tahun baru tahu rasanya jatuh cinta soalnya pengalaman pacaran sejak usia sangat muda tanpa cinta yang sesungguhnya. Cinta pertama W.S Rendra adalah Jeng Narti, istri pertamanya. Serta beberapa hasil wawancara tentang dunia teater yang digelutinya.
Sajak Cinta Ditulis Pada Usia 57
Setiap ruang yang tertutup akan retak
karena mengandung waktu yang selalu mengimbangi
Dan akhirnya akan meledak
bila tenaga waktu terus terhadang
Cintaku kepadamu Juwitaku
Ikhlas dan sebenarnya
Ia terjadi sendiri, aku tak tahu kenapa
Aku sekedar menyadari bahwa ternyata ia ada
Cintaku kepadamu Juwitaku
Kemudian meruang dan mewaktu
dalam hidupku yang sekedar insan
Ruang cinta aku berdayakan
tapi waktunya lepas dari jangkauan
Sekarang aku menyadari
usia cinta lebih panjang dari usia percintaan
Khazanah budaya percintaan
pacaran, perpisahan, perkawinan
tak bisa merumuskan tenaga waktu dari cinta
Dan kini syairku ini
Apakah mungkin merumuskan cintaku kepadamu
Syair bermula dari kata,
dan kata-kata dalam syair juga meruang dan mewaktu
lepas dari kamus, lepas dari sejarah,
lepas dari daya korupsi manusia
Demikianlah maka syairku ini
berani mewakili cintaku kepadamu
Juwitaku
belum pernah aku puas menciumi kamu
Kamu bagaikan buku yang tak pernah tamat aku baca
Kamu adalah lumut di dalam tempurung kepalaku
Kamu tidak sempurna, gampang sakit perut,
gampang sakit kepala dan temperamenmu sering tinggi
Kamu sulit menghadapi diri sendiri
Dan dibalik keanggunan dan keluwesanmu
kamu takut kepada dunia
Juwitaku
Lepas dari kotak-kotak analisa
cintaku kepadamu ternyata ada
Kamu tidak molek, tetapi cantik dan juwita
Jelas tidak immaculata, tetapi menjadi mitos
di dalam kalbuku
Sampai disini aku akhiri renungan cintaku kepadamu
Kalau dituruti toh tak akan ada akhirnya
Dengan ikhlas aku persembahkan kepadamu :
Cintaku kepadamu telah mewaktu
Syair ini juga akan mewaktu
Yang jelas usianya akan lebih panjang
dari usiaku dan usiamu
Bojong Gede, 18 Juli 1992
https://www.goodreads.com/book/show/26797536-puisi-puisi-cinta
Komentar
Posting Komentar